BorneoFlash.com, KUKAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) menempatkan ketahanan keluarga sebagai salah satu isu strategis pembangunan daerah.
Salah satu fokus yang kini diperkuat adalah keluarga dengan perempuan sebagai kepala rumah tangga, yang dinilai rentan secara ekonomi sekaligus berpengaruh besar terhadap masa depan anak.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar, Hero Suprayetno, menyebutkan bahwa struktur keluarga dengan satu penopang ekonomi membutuhkan perhatian khusus agar tidak berdampak pada kualitas hidup anak.
“Ketika keluarga berada dalam kondisi ekonomi tidak stabil, yang paling terdampak adalah anak. Ini yang menjadi perhatian pemerintah, bukan semata soal gender, tetapi soal ketahanan keluarga,” ucap Hero, pada Senin (22/12/2025).
Berdasarkan data DP3A Kukar, terdapat sekitar 46 ribu perempuan yang berstatus sebagai kepala keluarga. Kelompok ini mayoritas berada pada usia produktif dan menanggung tanggung jawab ganda, baik sebagai pengasuh maupun pencari nafkah.
Hero menjelaskan, tekanan ekonomi pada keluarga tersebut berpotensi memicu berbagai persoalan sosial, mulai dari putus sekolah hingga masalah kesehatan anak. Karena itu, penguatan kapasitas ekonomi keluarga menjadi salah satu strategi pencegahan.
“Jika ekonomi keluarga kuat, maka hak-hak anak lebih mudah terpenuhi. Ini bagian dari upaya jangka panjang untuk menyiapkan generasi Kukar yang sehat dan berdaya saing,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah mendorong berbagai skema pemberdayaan yang tidak hanya berorientasi pada pendapatan, tetapi juga keberlanjutan ekonomi keluarga.
“Tujuan akhirnya adalah keluarga yang tangguh. Perempuan kepala keluarga menjadi titik krusial karena merekalah penopang utama keberlangsungan rumah tangga,” tutup Hero.







