Dengan skema tersebut, Sistem Air Mahakam diharapkan mulai melayani masyarakat pada akhir 2028 atau awal 2029. Seluruh pembiayaan, mulai dari survei teknis hingga pembangunan, akan ditanggung pihak swasta, sementara pemerintah memastikan tarif air tetap terjangkau bagi masyarakat.
“Kita tidak membatasi pihak swasta mana pun yang ingin berpartisipasi. Kita beri peluang seluas-luasnya, lalu kita pilih yang terbaik, tidak membebani masyarakat, dan proses pengerjaannya cepat,” tegas Bagus.
Menurutnya, pemanfaatan Sistem Air Mahakam untuk dialirkan ke Waduk Manggar merupakan satu-satunya opsi realistis dalam menjawab kebutuhan air bersih Balikpapan. Langkah ini juga mendapat dukungan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menghadapi kondisi serupa dalam ketersediaan sumber air.
“Saat ini IKN juga masih mengandalkan sistem tadah hujan dan bendungan. Jika terjadi kemarau panjang seperti tahun 2020, ketika hujan tidak turun selama empat bulan, pelayanan air akan terganggu. Mudah-mudahan hal itu tidak terulang,” ujarnya.
Bagus Susetyo menegaskan bahwa penanganan air bersih merupakan bagian dari janji utama Wali Kota Balikpapan H. Rahmad Mas’ud bersama Wakil Wali Kota, selain penanganan banjir, pendidikan, kesehatan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Di akhir sambutannya, ia mengucapkan selamat ulang tahun ke-49 kepada PTMB dan berharap perusahaan daerah tersebut terus meningkatkan kualitas pelayanan, memperbaiki distribusi air, serta menekan tingkat kebocoran melalui pembenahan infrastruktur dan optimalisasi sumber daya air.
Dipilihnya Waduk Manggar sebagai lokasi peringatan HUT PTMB dinilai memiliki makna simbolis, mengingat sekitar 60 persen layanan air bersih Balikpapan masih bergantung pada waduk tersebut.
“Ketersediaan air bersih harus kita jaga bersama secara berkelanjutan dan bertanggung jawab, agar masyarakat merasa nyaman tinggal di Kota Balikpapan,” pungkasnya. (*)





