Kapal penumpang Pelni, yang biasanya berkapasitas sekitar 1.900 penumpang, diberikan dispensasi hingga 2.946 penumpang. Sementara kapal penumpang RoRo mendapat dispensasi penambahan kapasitas sekitar 10 persen, dari 800 penumpang menjadi maksimal 1.200 penumpang.
“Dispensasi ini tidak serta-merta diberikan. Seluruh kapal harus melalui ramp check oleh Marine Inspector dan pengamat keselamatan kapal. Aspek keselamatan tetap menjadi prioritas utama, termasuk kenyamanan penumpang selama perjalanan,” tegasnya.
Selain faktor teknis kapal, kondisi cuaca juga menjadi perhatian serius. KSOP Balikpapan terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta mewajibkan operator kapal menjadikan informasi cuaca sebagai acuan utama sebelum berlayar.
“Di posko tersedia fasilitas pemantauan cuaca secara real time. Jika cuaca tidak memungkinkan, sesuai arahan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, keberangkatan kapal akan ditunda hingga kondisi benar-benar aman,” jelas Capt Weku.
Ia menambahkan, posko Nataru juga berfungsi sebagai pusat data dan informasi yang diperbarui secara berkala. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap faktor keselamatan dan cuaca, jumlah penumpang dinilai akan bersifat dinamis.

“Kami tidak bisa memprediksi angka penumpang secara pasti karena masyarakat kini lebih selektif dan memperhatikan kondisi cuaca. Namun yang terpenting, keselamatan tidak boleh dikompromikan,” pungkasnya.
Melalui posko Nataru ini, KSOP Balikpapan berharap seluruh aktivitas pelayaran selama Natal dan Tahun Baru 2025 dapat berlangsung aman, lancar, dan memberikan rasa nyaman bagi masyarakat pengguna jasa transportasi laut. (*)





