BorneoFlash.com, KUKAR – Peta politik di Kutai Kartanegara (Kukar) memasuki fase yang semakin rumit. Di tengah berbagai klaim penguatan program pembangunan, dua pucuk pimpinan daerah justru terlihat menambah intensitas manuver politik sebuah dinamika yang memunculkan lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban.
Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, kembali menyampaikan pentingnya peran partai politik bagi pemerintah daerah. Menurutnya, dukungan partai bukan hanya soal legitimasi, tetapi juga kekuatan untuk mempercepat target pembangunan.
“Partai adalah mitra strategis pemerintah. Mereka menjadi jembatan aspirasi sekaligus bagian dari perumusan kebijakan,” ujarnya saat menyinggung posisi partai dalam pemerintahan.
Namun pernyataan itu muncul di tengah menguatnya dugaan bahwa Aulia tengah mendekat ke Partai Gerindra. Sementara itu, wakilnya, Rendi Solihin, baru saja memegang kendali DPC PDI Perjuangan Kukar periode 2025-2030.
Dua arah politik ini memunculkan tafsir bahwa pucuk pimpinan Kukar kini berada pada jalur politik yang tidak sama.
Saat ditanya lebih jauh, Aulia memilih tidak memberi pernyataan tegas mengenai orientasi politik pribadinya. Ia hanya menekankan bahwa pemerintah daerah akan semakin kuat jika mendapat dukungan dari berbagai partai.
“Semakin banyak partai yang mendukung pemerintah, itu akan semakin baik,” ucapnya.
Pernyataan tersebut dianggap tidak cukup menjelaskan dinamika yang tengah berkembang. Sebab di lapangan, langkah-langkah politik dua pimpinan daerah itu justru tampak berjalan secara personal dan terpisah.





