Manfaat teknologi tersebut langsung dirasakan petani, mulai dari proses pengeringan yang lebih cepat dan stabil, hilangnya risiko kerusakan panen, hingga meningkatnya kualitas rumput laut menjadi grade premium. Produk Tihi-Tihi kini semakin kompetitif dan berpeluang mendapatkan harga jual lebih tinggi.
Tak hanya menyediakan listrik, PLN juga memberikan pelatihan teknis, mulai dari pengolahan bahan mentah hingga pembuatan produk turunan seperti pupuk organik dan minuman serat. Pendampingan ini membuka peluang usaha baru bagi nelayan dan petani pesisir.
Manager Perizinan dan Komunikasi PLN UIP KLT, Teddy Kristianto, menegaskan bahwa energi listrik dimaksimalkan sebagai pendorong produktivitas masyarakat.
“Kami ingin energi listrik menjadi katalisator kemakmuran. Melalui dukungan dan pendampingan berkelanjutan, petani rumput laut di Tihi-Tihi didorong menjadi wirausahawan maritim yang mandiri,” ujarnya.
Dukungan PLN mendapat apresiasi dari Pemerintah Kota Bontang. Perwakilan Dinas Perdagangan, Sunita Sinaga, menilai fasilitas modern berbasis listrik ini sebagai langkah strategis membangun ekonomi masa depan.
“Program seperti ini bukan hanya membantu secara teknis, tetapi merupakan investasi bagi masa depan masyarakat. Ketika listrik mendukung fasilitas pengolahan, produktivitas meningkat dan peluang pasar semakin terbuka,” jelasnya.
Kini, Tihi-Tihi tak lagi hanya dikenal sebagai kampung penghasil rumput laut mentah. Dengan fasilitas modern, pelatihan menyeluruh, dan dukungan kelistrikan PLN, warga pesisir Bontang tengah melangkah menuju kemandirian ekonomi yang lebih cerah. (*)





