BorneoFlash.com, SAMARINDA – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Sekda Kaltim), Sri Wahyuni, memberikan penjelasan mengenai kegiatan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, pada Kamis (30/10/2025).
Acara tersebut sempat menjadi perhatian publik lantaran sebelumnya Gubernur Kaltim, Rudy Masud, menegaskan komitmen efisiensi anggaran dengan tidak lagi menggunakan fasilitas hotel dalam kegiatan pemerintahan.
Menanggapi hal itu, Sri Wahyuni menegaskan bahwa rapat yang dimaksud merupakan Rapat Sinkronisasi dan Sosialisasi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersifat strategis dan mendesak.
Rapat ini menjadi wadah penting bagi pemerintah daerah untuk memperkuat komunikasi langsung dengan para pelaku usaha besar yang berkontribusi terhadap PAD Kaltim.
“Bapak Gubernur bersama Wakil Gubernur berkomitmen untuk mengoptimalkan pendapatan daerah. Salah satu caranya adalah dengan memperkuat kepatuhan pajak dan retribusi, sehingga beliau ingin berdialog langsung dengan para wajib pajak utama,” ujar Sri Wahyuni, pada Rabu (5/11/2025).
Ia menjelaskan, pertemuan tersebut dihadiri sekitar 200 perwakilan perusahaan besar dari sektor perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan konstruksi.
Pemilihan lokasi di Jakarta, menurutnya, didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas, agar dapat menghadirkan langsung para pengambil keputusan tertinggi dari perusahaan-perusahaan tersebut.
“Jika rapat digelar di Samarinda, biasanya yang hadir adalah perwakilan di tingkat operasional. Namun kali ini, kami ingin memastikan para pemilik perusahaan atau pimpinan puncaknya dapat hadir langsung, karena pembahasan yang dilakukan bersifat strategis dan tidak rutin,” jelasnya.
Dalam forum tersebut, Forkopimda Kaltim bersama Gubernur dan perwakilan Kejaksaan Tinggi juga berkesempatan berdialog langsung dengan para pemilik perusahaan.





