BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menegaskan komitmennya dalam memperkuat budaya hidup bersih dan ramah lingkungan.
Hal ini disampaikan Wakil Wali (Wawali) Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, saat menghadiri Awarding Clean, Green and Healthy (CGH) serta Eco Office tahun 2025 yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC)/Dome, pada Selasa (4/11/2025).
Dalam kegiatan yang melibatkan sekolah, rumah ibadah, hingga kantor pemerintahan ini, Bagus mengapresiasi seluruh pihak yang telah berpartisipasi aktif menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari.
“Pemerintah kota sangat mengapresiasi semangat dari seluruh stakeholder mulai dari sekolah dasar, pemimpin agama, rumah ibadah, hingga kantor kelurahan dan dinas. Ini bukti bahwa kesadaran menjaga lingkungan sudah mulai menjadi kebiasaan,” ujar Bagus.
Menurutnya, penghargaan seperti CGH dan Eco Office bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan momentum untuk membangun kebiasaan hidup hijau setiap hari.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya ramai saat lomba. Jadikan ini sebagai rutinitas, karena kalau lingkungan kita baik, saluran lancar, maka bencana seperti banjir juga bisa diminimalisir,” tegasnya.

Selain menjaga kebersihan, Bagus juga menyoroti pentingnya semangat less waste atau pengurangan sampah. Saat ini, produksi sampah di Balikpapan masih berkisar 30–50 persen dari total volume yang dihasilkan masyarakat.
“Dengan kegiatan ini, kami ingin mendorong warga mulai mengurangi sampah, terutama plastik dan sisa makanan,” tambahnya.
Ia mencontohkan keberhasilan Kampung Bungas, Kelurahan Gunung Sari Ilir, yang berhasil mengolah sisa makanan menjadi kompos sehingga tidak lagi menumpuk di tempat pembuangan akhir.
“Inovasi seperti ini patut ditiru. Kalau semua kelurahan bisa melakukannya, saya yakin Balikpapan benar-benar akan menjadi kota global yang nyaman dihuni,” ujarnya.
Pemerintah juga berkomitmen memberi contoh dari internal. Bagus mengungkapkan, Pemkot Balikpapan akan mulai mengkaji pengurangan penggunaan bahan plastik sekali pakai dalam kegiatan dan pengadaan barang.
“Kami akui ini tantangan tersendiri, karena kebiasaan menggunakan air mineral kemasan masih ada. Tapi langkah kecil ini penting untuk menuju perubahan besar,” katanya.

Bagus pun memberikan semangat bagi wilayah yang belum meraih penghargaan agar belajar dari daerah yang sudah berhasil. Ia menilai, inovasi seperti taman mini, kolam ikan, dan budidaya hidroponik yang dilakukan masyarakat bisa menjadi contoh nyata bahwa menjaga lingkungan juga bisa memberi nilai ekonomi.
“Hidroponik misalnya, bisa menambah pendapatan keluarga jika dikelola dengan benar. Biayanya murah, tapi manfaatnya besar,” pungkasnya.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kota Balikpapan berharap gerakan hidup hijau bukan lagi sekadar slogan, tetapi menjadi gaya hidup masyarakat untuk mewujudkan Balikpapan sebagai Kota Global yang Nyaman untuk Semua. (Adv)





