Lebih lanjut, Irjen Endar menilai bahwa penyebaran hoaks dapat memperkeruh suasana, terutama pada momentum penting seperti pemilu, aksi demonstrasi, maupun penanganan bencana.
Oleh sebab itu, selain memperkuat pengamanan di lapangan melalui simulasi Sispamkota, pihak kepolisian juga meningkatkan patroli siber guna mendeteksi dan menindak peredaran informasi palsu.
Ia memastikan, kepolisian bersama TNI dan pemerintah daerah siap menjadi sumber klarifikasi apabila masyarakat menemukan informasi yang meragukan.
“Prinsip dasarnya, setiap informasi harus melalui proses verifikasi. Masyarakat dapat meminta penjelasan kepada kepolisian, TNI, atau pemerintah daerah apabila diperlukan,” tuturnya.
Kapolda menambahkan, pengawasan terhadap ruang digital kini menjadi bagian penting dalam menjaga ketertiban umum.
Pihaknya terus memantau potensi gangguan yang berasal dari dunia maya agar tidak berkembang menjadi konflik sosial di dunia nyata.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam berbagi informasi di media sosial.
Peningkatan literasi digital disebutnya sebagai langkah strategis dalam membangun lingkungan komunikasi yang aman dan produktif.
“Marilah kita manfaatkan media sosial untuk hal-hal yang positif dan konstruktif. Jangan mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar,” pungkas Irjen Endar.





