“Kita masih memiliki beberapa rumah sakit lain yang fasilitasnya belum terpakai maksimal. Misalnya, ada IGD yang kosong padahal bisa menerima pasien tambahan. Karena itu, kami akan mengatur sistem pembagian pasien agar pelayanan lebih merata,” jelasnya.
Jaya menilai, sebagian besar pasien yang datang ke RSUD AWS sebenarnya dapat ditangani di rumah sakit lain, terutama pasien dengan keluhan ringan seperti sakit maag atau influenza.
Ia menekankan, RSUD AWS sebaiknya lebih difokuskan untuk menangani kasus-kasus berat dan kompleks.
“Kasus ringan seharusnya cukup ditangani di rumah sakit daerah atau fasilitas kesehatan lainnya, sehingga pelayanan di RSUD AWS menjadi lebih tertib dan efisien,” tuturnya.
Selain itu, Jaya juga menyoroti kondisi RS Korpri yang dinilai belum dimanfaatkan secara maksimal.
Ia menyebut fasilitas rumah sakit tersebut sudah tergolong lengkap, baik dari sisi alat kesehatan, tenaga medis, maupun ruang perawatan.
“Saat kami tinjau, di RS Korpri hanya ada satu pasien yang dirawat, padahal fasilitasnya sangat memadai. Daripada membangun unit baru yang membutuhkan standar operasional tambahan, lebih baik kita optimalkan rumah sakit yang sudah siap,” katanya.
Dalam waktu dekat, Dinas Kesehatan Kaltim akan menyusun langkah teknis untuk menambah kapasitas tempat tidur serta mengaktifkan ruangan baru yang telah dilengkapi fasilitas medis, termasuk outlet oksigen dan gas medik.
“Ruangan dengan fasilitas oksigen dan gas medik sebenarnya sudah tersedia. Jadi jika perlu penambahan tempat tidur, tinggal dimasukkan saja ke ruangan yang masih kosong,” pungkasnya.


 
													



