“Negara maju seperti Jepang sudah punya rasio 1 dokter vaskular untuk 100.000 penduduk. Di kita masih jauh sekali, apalagi wilayahnya luas dan kepulauan,” jelasnya.
Selain kekurangan tenaga ahli, mahalnya peralatan medis juga menjadi kendala. Dalam satu tindakan bedah vaskular, biaya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah, tergantung alat yang digunakan.
“Banyak alat yang bersifat sekali pakai seperti kateter, balon, stent, dan kawat. Sekali operasi bisa habis dua sampai tiga balon, dan semuanya tidak bisa digunakan ulang,” ungkapnya.
Sebagian besar alat tersebut masih impor dari Eropa, Amerika, Korea, dan Tiongkok, sehingga biaya menjadi sangat tinggi karena dikenakan pajak impor dan belum ada produksi massal di dalam negeri.
Sementara itu, Chintami Handayani Passat, Marketing Manager RS Premier Bintaro, mengatakan kegiatan Health Talk di Balikpapan ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat dan tenaga medis tentang bahaya penyakit vaskular serta pentingnya deteksi dini.
“Selain edukasi medis, kami juga ingin masyarakat lebih sadar bahwa penyakit pembuluh darah bisa dicegah dan ditangani jika diketahui lebih awal,” ujarnya.

RS Premier Bintaro juga memberikan kemudahan bagi pasien luar kota, seperti layanan antar-jemput dari Bandara Soekarno-Hatta serta akomodasi hotel gratis bagi keluarga pasien yang menjalani tindakan medis.
Menurut Chintami, pasien luar daerah yang datang ke RS Premier Bintaro paling banyak berasal dari kasus ortopedi, jantung, dan vaskular.
“Ke depan, kami akan terus memperkuat layanan vaskular dengan teknologi terbaru agar masyarakat dari berbagai daerah bisa mendapat penanganan yang optimal,” pungkasnya. (*)






