Dengan kemampuan ini, RDMP Balikpapan menjadi kilang modern pertama di Indonesia yang mampu memenuhi kebutuhan air prosesnya secara mandiri.
Untuk menjaga stabilitas suhu dan efisiensi energi, dua Cooling Tower berkapasitas total hampir 78 ribu m³/jam kini juga beroperasi penuh. Air yang telah didinginkan akan disirkulasikan kembali ke berbagai unit proses seperti heat exchanger dan kompresor agar operasional kilang tetap optimal.
Sementara itu, fasilitas Instrument Air dan Plant Air menyediakan udara bertekanan tinggi yang digunakan untuk mengoperasikan sistem otomatis seperti katup dan perangkat kontrol di seluruh area kilang.
Seluruh sistem dikendalikan secara real time melalui Utilities Control Room (UCR) pusat kendali modern yang memantau seluruh kinerja utilitas secara terintegrasi.
“Beroperasinya sistem utilitas ini menjadi fase penting dalam perjalanan proyek menuju operasi penuh. Kami memastikan seluruh sistem bekerja sinergis dan siap mendukung start-up unit utama RFCC,” tambah Asep.

Keberhasilan pengoperasian sistem pendukung ini memperkuat posisi RDMP Balikpapan sebagai proyek transformasi energi terbesar di Indonesia.
Selain meningkatkan kapasitas produksi BBM dan non-BBM, proyek ini juga menjadi bagian dari upaya Pertamina Group dalam memperkuat ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan impor produk minyak.
Modernisasi fasilitas utilitas ini bukan hanya simbol kemajuan teknologi kilang, tetapi juga representasi komitmen Pertamina terhadap efisiensi, keberlanjutan, dan kemandirian energi bangsa. (*)





