Asep menegaskan bahwa tantangan utama RDMP terletak pada kompleksitas pengerjaan konstruksi yang dilakukan berdampingan dengan kilang lama yang tetap beroperasi penuh.
“Tim proyek harus bekerja dengan presisi tinggi agar kegiatan pembangunan tidak mengganggu keandalan operasi kilang,” tegasnya.
Selain aspek teknis, KPB menempatkan keselamatan sebagai prioritas. Seluruh kegiatan mematuhi Corporate Life Saving Rules (CLSR) serta standar keselamatan internasional.
“Kami menerapkan prinsip safety first di setiap tahapan pekerjaan, termasuk saat uji coba peralatan,” tambah Asep.
Hingga pekan ketiga Oktober 2025, progres RDMP Balikpapan telah mencapai 96,80 persen. Sebagian besar pekerjaan fisik rampung, dan fokus kini beralih pada pengujian peralatan sebelum proyek masuk fase operasi akhir tahun ini.
“Kami sudah berada di tahap penting menuju fase operasi pada akhir 2025. RDMP Balikpapan menjadi simbol kemandirian energi Indonesia dan kebanggaan karya anak bangsa,” tutup Asep. (*)





