Tegas! Kolombia Akan Gugat AS Terkait Insiden Serangan Kapal Nelayan

oleh -
Penulis: Berthan Alif Nugraha
Editor: Ardiansyah
Gustavo Petro (Presiden Kolombia). Foto: ANTARA/Anadolu/py
Gustavo Petro (Presiden Kolombia). Foto: ANTARA/Anadolu/py

BorneoFlash.com, MEXICO CITY — Pemerintah Kolombia berencana menempuh jalur hukum setelah kapal nelayan milik warganya diserang oleh militer Amerika Serikat (AS) bulan lalu di wilayah yang diduga masih termasuk perairan Kolombia. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Gustavo Petro pada Sabtu (19/10).

 

Melalui unggahan di platform media sosial X, Petro menjelaskan bahwa kapal yang menjadi sasaran serangan pada 16 September lalu merupakan milik warga Kolombia. Di kapal tersebut terdapat seorang nelayan bernama Alejandro Carranza, yang hingga kini belum kembali ke rumah dan diduga menjadi korban dalam insiden tersebut.

 

“Saya meminta Kejaksaan Agung Kolombia segera mengambil tindakan hukum, memberikan perlindungan kepada keluarga korban, dan bila mereka bersedia, bekerja sama dengan korban dari Trinidad dan Tobago untuk mengajukan gugatan baik di tingkat internasional maupun di sistem peradilan AS,” ujar Petro.

 

Sebelumnya, media di Trinidad dan Tobago melaporkan dua nelayan setempat tewas dalam insiden serupa. Menanggapi hal itu, sejumlah organisasi masyarakat sipil dan warga negara tersebut menggelar aksi protes di depan Kedutaan Besar AS di Port of Spain pada Jumat, menuntut pertanggungjawaban militer Washington.

 

Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya operasi militer Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin dan Karibia. Dalam beberapa bulan terakhir, militer AS dilaporkan menenggelamkan sejumlah kapal di lepas pantai Venezuela yang dituding terlibat dalam perdagangan narkotika. Pemerintah AS menyebut operasi itu sebagai bagian dari strategi memerangi kejahatan lintas negara.

 

Sebelumnya, pada 19 Agustus, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menegaskan bahwa Presiden Donald Trump siap menggunakan “seluruh elemen kekuatan Amerika” untuk melawan jaringan narkoba internasional, termasuk kemungkinan operasi militer di Venezuela.

Baca Juga :  Dua Remaja di Bontang Ditangkap karena Edarkan Sabu, Libatkan Pelajar SMA

 

Pernyataan tersebut muncul setelah laporan menyebut Washington akan mengerahkan lebih dari 4.000 marinir dan pelaut ke perairan sekitar Amerika Latin dan Karibia dalam upaya menekan aktivitas kartel narkotika di kawasan tersebut. (*/ANTARA)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

No More Posts Available.

No more pages to load.