1 Kakak 7 Ponakan: Drama Keluarga Yandy Laurens dan Akting Emosional Chicco

oleh -
Editor: Ardiansyah
Poster film 1 Kakak 7 Ponakan. Foto: Instagram @1kakak7ponakan
Poster film 1 Kakak 7 Ponakan. Foto: Instagram @1kakak7ponakan

Ulasan tersebut menyoroti bagaimana kisah Moko menjadi cerminan nyata banyak anak muda masa kini yang harus menunda mimpi demi tanggung jawab keluarga.

 

Sementara itu, Cinemags Indonesia  (2024) dalam ulasan “Begitu Hangat dan Dekat”, Drama 1 Kakak 7 Ponakan menilai film ini sebagai potret yang “begitu hangat dan dekat sebagai pengalaman kolektif keluarga Indonesia.” Media tersebut memuji pendekatan emosional Yandy Laurens yang sederhana namun menyentuh, serta kemampuannya membangun atmosfer keluarga yang terasa autentik.

 

Kedua ulasan itu menegaskan bahwa 1 Kakak 7 Ponakan bukan hanya sekadar drama keluarga, melainkan refleksi sosial tentang bagaimana generasi muda berjuang menghadapi perubahan hidup yang mendadak, menukar mimpi pribadi dengan cinta dan tanggung jawab yang jauh lebih besar.

 

Kehadiran Amanda Rawles sebagai Maurin menambah warna emosional film ini. Hubungan Moko dan Maurin menjadi cermin dilema antara cinta dan tanggung jawab. Maurin hadir sebagai jangkar yang menahan Moko agar tidak tenggelam, namun juga menjadi ujian: seberapa jauh cinta bisa bertahan ketika hidup tidak berjalan sesuai rencana.

Para Pemain film 1 Kakak 7 Ponakan Pada Jogja Asian Film Festival (JAFF) 2024. Foto: HO/Suara.com
Para Pemain film 1 Kakak 7 Ponakan Pada Jogja Asian Film Festival (JAFF) 2024. Foto: HO/Suara.com

1 Kakak 7 Ponakan bukan sekadar film keluarga ia adalah cermin kehidupan tentang bagaimana mimpi kadang harus ditunda demi orang yang kita cintai. Yandy Laurens kembali membuktikan kemampuannya meramu cerita sederhana menjadi kisah yang menyentuh hati.

 

Penghargaan yang Diraih Film 1 Kakak 7 Ponakantidak memenangkan penghargaan besar seperti Piala Citra, tetapi mendapat penghargaan jumlah penonton terbanyak di awal tahun 2025, yaitu lebih dari 1 juta penonton. 

 

Film ini juga menjadi penutup di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024, yang merupakan world premiere-ny. Dilansir dari CNN Indonesia  (2025) Yandy Laurens mengucapkan terima kasih kepada para penonton atas keberhasilan film keduanya itu meraih 1 juta penonton. (*)

Baca Juga :  Ketika Siber Menggusur Budaya Lama Bermedia

Oleh:
Oriza Aurelia Batara Tandilangi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta 

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

No More Posts Available.

No more pages to load.