Gim yang berlabel Handheld Optimized langsung berjalan mulus sejak awal, lengkap dengan dukungan kontroler, tata letak tombol yang sesuai, dan kinerja yang stabil.
Dari segi desain, ROG Xbox Ally memiliki bobot hanya 670 gram, sedangkan varian ROG Xbox Ally X sedikit lebih berat, yaitu 715 gram.
Untuk performa, ROG Xbox Ally reguler menggunakan prosesor AMD Ryzen Z2 A, dilengkapi RAM 16GB LPDDR5 6400MHz dan penyimpanan 512GB M.2 2280 SSD yang mudah di-upgrade. Perangkat ini dibekali baterai 60WHr.
Sementara itu, ROG Xbox Ally X hadir lebih bertenaga dengan prosesor AMD Ryzen AI Z2 Extreme berbasis arsitektur Zen 5 yang memiliki 8-core dan 16-thread, serta GPU RDNA 3.5 yang meningkatkan performa grafis hingga 20% dibandingkan generasi sebelumnya.
Chip ini juga mengintegrasikan NPU (Neural Processing Unit) dengan kemampuan hingga 50 TOPS (Trillion Operations Per Second), memungkinkan pemrosesan AI real-time untuk peningkatan visual, efisiensi daya, dan penyesuaian performa otomatis selama bermain.
Arsitektur hybrid Zen 5 + RDNA 3.5 membuat efisiensi daya meningkat signifikan karena CPU, GPU, dan NPU dapat menyesuaikan beban kerja secara otomatis untuk menyeimbangkan performa dan konsumsi energi.
Dengan baterai 80WHr, daya tahan perangkat ini lebih lama, bahkan saat menjalankan gim AAA atau melakukan multitasking seperti streaming dan merekam gameplay secara bersamaan.
“Untuk gamer casual, cukup dengan ROG Xbox Ally. Tapi kalau butuh performa tinggi untuk gim-gim berat AAA, bisa pilih ROG Xbox Ally X yang punya perbedaan signifikan dari segi prosesor, RAM, penyimpanan, dan kapasitas baterai,” jelas Firman.
Dari sisi pendinginan, ASUS memperkenalkan Zero Gravity Thermal Design yang memungkinkan sirkulasi udara optimal dalam berbagai posisi, baik genggam, docked, maupun tabletop.
Teknologi dual fan dengan ultra-thin heatpipe menjaga suhu tetap stabil, sementara kipas yang lebih senyap memastikan kenyamanan bermain tanpa gangguan suara bising. (*/ANTARA)





