BorneoFlash.com, KESEHATAN – Studi Salween yang dipresentasikan dalam Kongres Euretina 2025 di Paris, Prancis, mengungkap bahwa pengobatan degenerasi makula basah (nAMD) dan variasi PCV dengan Faricimab terbukti mampu memulihkan penglihatan secara signifikan sekaligus memberikan efek yang lebih tahan lama.
Kepala Departemen Mata RSCM, Dr. dr. Ari Djatikusumo, SpM(K), menegaskan hasil studi tersebut menjadi kemajuan penting bagi pasien PCV di Indonesia. Ia menyampaikan bahwa terapi injeksi Faricimab tidak hanya meningkatkan kualitas penglihatan secara bermakna, tetapi juga mengurangi beban pengobatan serta memberi dampak positif bagi pasien, pendamping, hingga keluarga.
nAMD merupakan kerusakan pusat penglihatan akibat pertumbuhan pembuluh darah abnormal, sementara PCV adalah variasi dari nAMD yang ditandai dengan benjolan polip di bawah retina dan menjadi salah satu penyebab utama kebutaan di Asia. Gejala umum kondisi ini meliputi pandangan kabur, warna tampak pudar, garis lurus terlihat bergelombang, hingga munculnya area gelap di pusat penglihatan.
Studi Salween menunjukkan Faricimab mampu meningkatkan kemampuan pasien membaca rata-rata 8–9 huruf lebih banyak di bagan tes mata setelah satu tahun pengobatan. Selain itu, 86 persen kasus PCV tercatat tidak lagi aktif, bahkan 61 persen jaringan abnormal hilang sepenuhnya. Perbaikan ini secara langsung menekan risiko pendarahan pada retina yang dapat menyebabkan kebutaan.
Lebih dari separuh pasien kini juga bisa menerima suntikan dengan interval empat bulan sekali tanpa penurunan kualitas penglihatan. Skema ini mengurangi beban waktu, biaya, dan tenaga, sehingga pasien tidak perlu terlalu sering datang ke rumah sakit.
“Faricimab diharapkan bisa menjadi inovasi yang membantu pasien. Dengan diagnosis cepat dan penanganan sejak dini, kita dapat memulihkan serta mencegah kehilangan penglihatan lebih lanjut,” kata Dr. Ari.
Di Indonesia, BPOM sudah menyetujui penggunaan Faricimab sejak 2023 untuk menangani nAMD maupun pembengkakan makula akibat diabetes (DME). Karena itu, Dr. Ari menganjurkan masyarakat yang mengalami gejala nAMD segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata agar mendapat pemeriksaan lengkap, diagnosis yang tepat, serta penanganan yang sesuai. (*/ANTARA)