BorneoFlash.com, MATARAM – Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat Kota Mataram menempati posisi tertinggi inflasi tahunan (year on year) berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), yakni sebesar 3,01 persen.
Kepala BPS NTB, Wahyudin, menjelaskan bahwa angka tersebut sudah melampaui 2,5 persen, meski masih berada di bawah 3,5 persen. Ia berharap Pemerintah Kota Mataram segera melakukan langkah nyata agar inflasi tidak semakin melonjak.
Ia memaparkan, pada Februari 2025 Kota Mataram sempat mengalami deflasi minus 0,17 persen. Namun, sejak saat itu inflasi tahunan terus meningkat hingga mencapai 3,01 persen pada September 2025.
Lonjakan paling besar terjadi pada Maret 2025, ketika angka inflasi naik dari minus 0,17 persen menjadi 1,5 persen. Meski begitu, Wahyudin menilai pergerakan inflasi di Kota Mataram masih fluktuatif dan masih ada waktu tiga bulan untuk menekan laju inflasi.
BPS NTB juga mengukur IHK di tiga wilayah, yaitu Kota Mataram sebesar 109,16 poin, Kota Bima 108,35 poin, dan Kabupaten Sumbawa 108,28 poin.
Inflasi tahunan masing-masing daerah tercatat 3,01 persen di Kota Mataram, 2,59 persen di Sumbawa, dan 1,78 persen di Kota Bima.
Untuk inflasi bulanan, Kabupaten Sumbawa mencatat 0,11 persen, Kota Mataram 0,39 persen, sementara Kota Bima justru mengalami deflasi minus 0,08 persen.
Secara umum, BPS mencatat harga sejumlah komoditas di NTB pada September 2025 mengalami kenaikan. Pemantauan di tiga wilayah IHK menunjukkan inflasi tahunan sebesar 2,69 persen, dengan IHK naik dari 105,87 pada September 2024 menjadi 108,72 pada September 2025.
Selain itu, tingkat inflasi bulanan di NTB tercatat 0,22 persen, sedangkan inflasi tahun kalender mencapai 1,57 persen. (*/ANTARA)