The Fed Bikin Pasar Gelisah, Rupiah Tertekan ke Rp16.601

oleh -
Penulis: Berthan Alif Nugraha
Editor: Ardiansyah
Ilustrasi. Nilai tukar rupiah. Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi. Nilai tukar rupiah. Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga

Dari sisi domestik, Ibrahim menilai pelaku usaha masih ragu memanfaatkan kredit perbankan meski pemerintah telah menempatkan dana Rp200 triliun di bank.

 

Likuiditas besar belum mendorong ekspansi usaha karena permintaan kredit tetap rendah. “Pengusaha masih gamang, apalagi perbankan sangat berhati-hati menyalurkan kredit ke sektor riil,” jelasnya.

 

Ia menilai lemahnya daya beli masyarakat dan tingginya risiko usaha membuat sektor riil enggan melakukan ekspansi.

 

Hal itu menimbulkan keraguan terhadap efektivitas kebijakan penempatan dana pemerintah di bank untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

 

Menurutnya, kondisi tahun 2025 berbeda dengan 2021 sehingga kebijakan serupa belum tentu memberikan hasil yang sama.

 

Ibrahim menekankan bahwa dana Rp200 triliun bukan berasal dari dana darurat, melainkan sisa anggaran lebih (SAL) pemerintah yang belum digunakan.

 

Penarikan Rp200 triliun dari total SAL Rp250 triliun pada 2025–2026 di Bank Indonesia berpotensi mengurangi cadangan fiskal pemerintah sehingga melemahkan kemampuan untuk menopang belanja APBN jika penerimaan pajak terlambat masuk.

 

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Ibrahim memperkirakan rupiah pada perdagangan awal pekan depan masih akan bergerak fluktuatif, tetapi cenderung melemah di kisaran Rp16.600–Rp16.660 per dolar AS. (*/ANTARA)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

No More Posts Available.

No more pages to load.