BorneoFlash.com, KESEHATAN – Kunyit sudah lama menjadi bagian penting dalam pengobatan tradisional Timur dan dikenal luas karena manfaat kesehatannya.
Zat aktif utama dalam kunyit, yaitu kurkumin, memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang kuat. Meski demikian, di balik manfaat tersebut, muncul kekhawatiran terkait dampaknya terhadap kesehatan ginjal.
Konsumsi kunyit berlebihan dapat meningkatkan kadar oksalat dalam urin. Kondisi ini bisa memicu terbentuknya batu ginjal, terutama pada orang yang rentan.
Kunyit vs Kurkumin
Kunyit berasal dari akar tanaman Curcuma longa yang masih satu keluarga dengan jahe. Rempah ini populer dalam masakan Asia Selatan berkat warna kuning cerah dan cita rasanya yang khas.
Sementara itu, kurkumin merupakan senyawa bioaktif utama dalam kunyit yang berperan besar dalam memberikan manfaat kesehatan.
Ahli gizi Kejal Shah menjelaskan bahwa kurkumin dapat:
- Mengurangi peradangan
- Menjaga kesehatan sendi
- Membantu memperbaiki masalah pencernaan
Meski demikian, manfaat ini tetap perlu diimbangi dengan kewaspadaan terhadap efek sampingnya.
Potensi Risiko Kunyit terhadap Ginjal
Secara umum, penggunaan kunyit dalam jumlah wajar sebagai bumbu masakan masih aman. Namun, dalam kondisi tertentu, kunyit bisa menimbulkan masalah, seperti:
1. Konsumsi berlebihan
Suplemen kunyit dengan dosis tinggi dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal, terutama bagi penderita riwayat penyakit ginjal.
2. Interaksi dengan obat
Kunyit dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, misalnya pengencer darah dan obat diabetes, yang berpotensi memperburuk komplikasi ginjal.
3.Kandungan oksalat
Oksalat yang terkandung dalam kunyit bisa memperbesar risiko pembentukan batu ginjal, khususnya pada orang yang rentan terhadap batu oksalat.
(*)