BorneoFlash.com, JAKARTA – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menegaskan bahwa ketersediaan dolar di pasar domestik semakin baik dan hal ini memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah.
Ia menyebut kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) melalui PP Nomor 8 Tahun 2025 berhasil mendorong eksportir menukarkan dolarnya ke rupiah. Destry mencatat konversi dolar hasil ekspor sudah mencapai 87 persen, sehingga pasokan valas di pasar domestik jauh lebih terjaga.
“Eksportir membawa dolar ke dalam negeri lalu mengonversinya ke rupiah, dan hal ini langsung terlihat di pasar karena suplai dolar semakin membaik,” ujar Destry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2025 secara daring, Rabu.
Destry menambahkan penempatan dana pada instrumen Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) kini meningkat hingga 4,4 miliar dolar AS. Sementara itu, Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) juga bertambah 100 juta dolar AS dalam sebulan terakhir, sehingga totalnya mencapai 522 juta dolar AS.
Ia juga menyoroti perkembangan transaksi mata uang lokal (local currency transaction/LCT) yang per Agustus 2025 sudah menembus 16,4 miliar dolar AS, melampaui total capaian sepanjang 2024 sebesar 12,5 miliar dolar AS. Menurutnya, potensi kenaikan LCT hingga akhir 2025 masih besar karena masih ada waktu empat bulan tersisa.
“Dengan peluang kenaikan LCT, keseimbangan mata uang di pasar akan semakin terjaga,” jelasnya.
Destry memastikan BI akan terus menjaga kestabilan rupiah dengan intervensi melalui transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), Non-Deliverable Forward (NDF), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap solid dan mendukung ketahanan eksternal. Ia menjelaskan surplus neraca perdagangan Juli 2025 naik menjadi 4,2 miliar dolar AS berkat ekspor pertanian dan produk manufaktur, sehingga defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2025 diperkirakan tetap rendah.
Perry menambahkan transaksi modal dan finansial tetap terkendali, ditopang oleh investasi langsung dan surplus investasi portofolio. Hingga 15 September 2025, arus masuk investasi portofolio ke SBN tercatat mencapai 432 juta dolar AS, melanjutkan tren net inflows sebesar 1,6 miliar dolar AS pada triwulan II 2025.
Selain itu, cadangan devisa pada akhir Agustus 2025 berada di level 150,7 miliar dolar AS, cukup untuk membiayai 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
“Bank Indonesia memperkirakan NPI 2025 tetap terjaga dengan defisit transaksi berjalan rendah, yaitu 0,5 persen hingga 1,3 persen dari PDB, serta surplus transaksi modal dan finansial, meskipun ketidakpastian global masih tinggi,” tegas Perry. (*/ANTARA)





