BorneoFlash.com, UJOH BILANG – Bukan sekadar seremonial, peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2025 menjadi momentum penting bagi Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) untuk memperkuat langkah mitigasi keselamatan di jalur transportasi sungai.
Kondisi geografis Mahakam Ulu yang bergantung pada alur Sungai Mahakam membuat transportasi air menjadi nadi utama mobilitas warga, terutama menuju wilayah Long Pahangai yang dikenal memiliki medan ekstrem. Menyadari hal itu, Dishub Mahulu kini fokus membangun sistem pengawasan dan kewaspadaan dini agar risiko kecelakaan dapat ditekan sejak dini.
“Kami sudah memetakan titik-titik rawan di jalur Long Pahangai. Petugas telah ditempatkan di dermaga strategis seperti Muara Nyan dan Long Tuyoq, serta satu dermaga yang tahun ini sedang kami perbaiki di sekitar Riam Udang,” ujar Kepala Dishub Mahulu Fransiskus Xaverius (FX) Lawing, pada Rabu (17/9/2025).
Menurut Frans, kehadiran petugas di dermaga bukan sekadar formalitas, tetapi menjadi garda depan dalam memastikan keselamatan perjalanan masyarakat. Mereka bertugas mengawasi manifes penumpang, mengendalikan kapasitas muatan, dan memastikan kapal berhenti di titik pemeriksaan sebelum melewati kawasan berarus deras.
“Sebelum kapal masuk Riam, wajib singgah dulu. Petugas akan memeriksa kondisi kapal dan penumpang. Kalau situasi tidak memungkinkan, bisa disarankan untuk ‘ngeret’ atau beralih ke jalur darat,” jelasnya.
Selain pengawasan di lapangan, Dishub juga tengah mengusulkan penguatan jalur alternatif darat di sekitar kawasan Riam. Jalur tersebut dinilai penting bukan hanya untuk mobilitas harian, tapi juga untuk keperluan darurat seperti evakuasi pasien, warga lansia, atau situasi bencana.
“Transportasi darat ini bagian dari mitigasi. Kalau air surut atau arus terlalu kuat, warga tetap punya opsi aman untuk bergerak,” tambah Frans.
Ia menegaskan, keselamatan merupakan prioritas utama dalam pembangunan sistem transportasi di Mahakam Ulu. Karena itu, Dishub tidak hanya mengandalkan reaksi setelah kejadian, tetapi mulai memperkuat upaya pencegahan berbasis data dan kehadiran petugas di lapangan.
“Harhubnas tahun ini menjadi pengingat bahwa keselamatan adalah budaya yang harus dibangun bersama. Kami ingin masyarakat merasa aman setiap kali naik kapal, tidak hanya bergantung pada nasib,” tegasnya.
Dengan memperkuat pengawasan, memperbaiki dermaga, dan membuka jalur alternatif, Dishub Mahulu berharap sistem transportasi sungai ke depan tidak hanya berfungsi sebagai sarana mobilitas, tetapi juga menjadi contoh model mitigasi keselamatan di wilayah perairan pedalaman Kalimantan Timur. (*/Adv)





