Netanyahu Serang Qatar, UEA Angkat Suara Lantang

oleh -
Penulis: Berthan Alif Nugraha
Editor: Janif Zulfiqar
Ilustrasi. Negara Qatar. Foto: Pixabay
Ilustrasi. Negara Qatar. Foto: Pixabay

BorneoFlash.com, ISTANBUL – Uni Emirat Arab (UEA) pada Kamis (11/9) mengecam pernyataan bermusuhan yang dilontarkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terhadap Qatar.

 

Kementerian Luar Negeri UEA menegaskan bahwa keamanan dan stabilitas Qatar menjadi bagian penting dari keselamatan seluruh anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). UEA menilai setiap ancaman terhadap satu anggota GCC sama artinya dengan serangan terhadap sistem keamanan kolektif kawasan Teluk.

 

UEA dengan tegas menolak pernyataan Netanyahu yang dianggap mengandung ancaman terhadap Qatar. Menurut UEA, retorika semacam itu berpotensi merusak stabilitas regional dan mendorong kawasan ke arah yang berbahaya.

 

Netanyahu melontarkan komentarnya setelah dunia internasional mengecam serangan mematikan Israel terhadap sejumlah pemimpin Hamas di Doha, ibu kota Qatar, pada Selasa (9/9). Ia memperingatkan Qatar dengan mengatakan, “Jika kalian tidak mengusir Hamas atau menyeret mereka ke pengadilan, maka kami yang akan melakukannya.”

 

Netanyahu bahkan membandingkan operasi Israel di Doha dengan langkah Amerika Serikat memburu Al-Qaeda pasca serangan teror 11 September 2001.

 

Qatar segera menolak perbandingan tersebut. Pemerintah Qatar menyebut ucapan Netanyahu sebagai “pembenaran baru yang menyedihkan bagi praktik keji Israel” sekaligus bentuk pelanggaran ceroboh terhadap kedaulatan negaranya.

 

Serangan Israel di Doha menewaskan lima anggota Hamas serta seorang petugas keamanan Qatar, meski jajaran pimpinan Hamas dilaporkan selamat.

 

Qatar mengecam keras serangan tersebut sebagai “aksi pengecut” dan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional. Pemerintah Qatar juga menegaskan tidak akan menoleransi tindakan ceroboh Israel yang mengancam stabilitas kawasan.

 

Sebagai negara Teluk yang berperan bersama AS dan Mesir, Qatar menegaskan komitmennya untuk tetap menjadi mediator dalam upaya menghentikan perang Israel di Gaza. Konflik itu sendiri telah menewaskan lebih dari 64.700 warga Palestina sejak meletus pada Oktober 2023. (*/ANTARA)

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

No More Posts Available.

No more pages to load.