Cara Cerdas Atur Keuangan Sandwich Generation Bergaji UMR

oleh -
Penulis: Berthan Alif Nugraha
Editor: Janif Zulfiqar
Ilustrasi. Cara Cerdas Atur Keuangan Sandwich Generation Bergaji UMR. Foto: Pexels
Ilustrasi. Cara Cerdas Atur Keuangan Sandwich Generation Bergaji UMR. Foto: Pexels

BorneoFlash.com, EKONOMI – Sandwich generation dituntut lebih cerdas mengelola keuangan, terutama jika hanya bergaji setara upah minimum regional (UMR) atau upah minimum provinsi (UMP). Gaji yang diterima bukan hanya untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga harus mencukupi orang tua dan anak. Tanpa manajemen keuangan yang tepat, kondisi ini bisa semakin berat.

 

Perencana Keuangan Finante.id, Rista Zwestika, menegaskan gaji UMR sering terasa hanya “numpang lewat.” Karena itu, ia menekankan pentingnya menyusun skala prioritas agar keuangan tidak jebol.

 

“Prinsipnya, tabung dulu baru belanja. Kalau menunggu sisa, hampir pasti tidak ada,” kata Rista.

 

Ia menjabarkan contoh alokasi gaji bagi sandwich generation:

  1. 50–55% dialokasikan untuk kebutuhan pokok seperti makan, transportasi, kontrakan, dan internet.

  2. 10–15% disisihkan untuk membantu orang tua atau keluarga, dengan nominal tetap agar tidak terjadi kebocoran.

  3. 10% digunakan untuk tabungan atau dana darurat, meski hanya Rp300 ribu–Rp500 ribu per bulan. Uang ini bisa disimpan di rekening khusus, reksa dana pasar uang, emas, atau deposito.

  4. 5–10% untuk proteksi dan investasi ringan. Ia menekankan iuran BPJS Kesehatan jangan sampai terputus, terlebih jika tidak ditanggung perusahaan.

  5. Maksimal 15% untuk cicilan atau utang. Menurut Rista, melewati batas ini hanya akan membuat pekerja UMR kesulitan membayar.

  6. Sekitar 5% disediakan untuk hiburan. Menurutnya, nongkrong atau jajan tetap penting agar kesehatan mental terjaga.

 

Rista mengingatkan banyak orang terjerat utang karena tidak memiliki dana darurat. Sandwich generation tetap bisa menabung darurat meski kecil-kecilan, asalkan disiplin. Dana tambahan seperti uang lembur, THR, atau bonus sebaiknya langsung dialihkan ke tabungan darurat. Bahkan, menabung receh Rp10 ribu–Rp20 ribu per hari bisa terkumpul Rp300 ribu–Rp600 ribu per bulan.

 

Ia juga menyarankan pekerja UMR mencari side hustle untuk menutup defisit bulanan. “Kalau hanya mengandalkan gaji UMR, apalagi masih membiayai orang tua, hampir mustahil bisa menabung,” jelasnya.

 

Menurutnya, tujuan side hustle bukan untuk cepat kaya, melainkan agar kondisi keuangan tidak defisit dan tetap ada ruang menabung sedikit demi sedikit. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.