BorneoFlash.com, JAKARTA – Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menilai pasar keuangan Indonesia saat ini sedang melakukan penyesuaian asumsi atau rekalibrasi setelah gelombang demonstrasi besar melanda sejumlah daerah dalam sepekan terakhir.
“Bangsa Indonesia tengah diliputi keprihatinan atas peristiwa dalam seminggu terakhir. Kondisi ini jelas memengaruhi pasar keuangan, baik rupiah maupun bursa saham,” ujar Fakhrul di Jakarta, Senin.
Ia menekankan, koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun ke level 7.700 serta pelemahan rupiah hingga Rp16.400 per dolar AS menjadi sinyal serius bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan. Fakhrul menegaskan pemerintah perlu segera meningkatkan kepercayaan publik.
Kepercayaan itu, menurutnya, hanya bisa terbentuk jika kebijakan dibuat dengan proses yang baik, disampaikan secara jelas, serta tetap mengedepankan empati kepada masyarakat.
“Hal ini harus menjadi prioritas. Rasa keadilan juga wajib dikedepankan dalam setiap keputusan, sebab aktivitas ekonomi maupun kohesi sosial, langsung maupun tidak langsung, akan terdampak dari situasi ini,” katanya.
Fakhrul menjelaskan pelaku pasar kini sedang mengkalibrasi ulang ekspektasi, yang terlihat dari pelemahan IHSG pada perdagangan Senin.
Namun, ia mencatat tingginya minat investor dalam lelang Surat Berharga Negara (SBN) menunjukkan likuiditas domestik masih cukup kuat.