“Kami menurunkan enam orang pendamping untuk mendukung komunitas ini. Harapannya, tahun depan kopi Liberika bisa menjadi oleh-oleh khas pertama dari Nusantara,” ujar Myrna.
Ia juga menyebutkan bahwa tiga spesies kopi Liberika ditanam dalam kegiatan ini, yakni coffee liberica, coffee dewevrei (excelsa), dan coffee klainei.
Dalam kegiatan tersebut, Myrna sempat melakukan survei kecil kepada peserta mengenai konsumsi kopi sehari-hari. Hasilnya, hanya satu orang yang mengonsumsi kopi hasil kebun sendiri, sementara mayoritas masih mengandalkan kopi hitam pabrikan.
Salah satu warga, Radyo, menyambut baik langkah ini.

“Sekarang produk kopi peminatnya banyak dan pemasarannya jelas. Dulu sulit dipasarkan, makanya lewat program ini kami berharap ada penampungan dan arahan yang lebih pasti,” tuturnya.
Melalui gerakan ini, Otorita IKN menegaskan komitmennya untuk tumbuh bersama masyarakat di wilayah delineasi. Dari langkah sederhana menanam bibit kopi, warga Sepaku kini menatap harapan baru: menjadikan kopi Liberika sebagai ikon sekaligus oleh-oleh khas Nusantara di masa depan. (*/Humas Otorita IKN)