BorneoFlash.com, KESEHATAN – Guru Besar Pangan dan Gizi IPB, Prof. Dr. Ali Khomsan MS, menegaskan bahwa pasien dengan gangguan ginjal harus membatasi konsumsi air putih karena fungsi penyaringan ginjal mereka sudah menurun.
Ali menjelaskan, jika penderita ginjal minum air berlebihan, cairan itu tidak akan tersaring dengan baik dan justru menimbulkan masalah kesehatan. Karena itu, pasien ginjal wajib memperhatikan jumlah asupan air hariannya.
Sementara itu, bagi orang sehat, konsumsi air putih sesuai anjuran sekitar dua liter per hari tetap aman. Ali menambahkan, kebutuhan air bisa disesuaikan dengan asupan kalori harian. “Setiap 1 kalori makanan yang kita konsumsi setara dengan 1 cc air yang harus kita minum. Jadi, jika seseorang mengonsumsi 2.000 kalori, maka kebutuhan airnya sekitar dua liter per hari,” jelasnya.
Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan, RA Adaninggar Primaria Nariswari, juga menekankan pentingnya kebiasaan minum air putih.
Ia mengungkapkan, banyak pasien muda yang harus menjalani terapi cuci darah (hemodialisis) karena jarang minum air.
Menurut dokter yang akrab disapa Ningz ini, kurang minum air dapat memicu peradangan pada ginjal dan menjadi faktor awal penyakit diabetes yang pada akhirnya berpengaruh pada fungsi ginjal.
Ia menegaskan, ginjal yang kehilangan fungsi penyaringan akan membuat pasien bergantung pada terapi cuci darah agar kualitas hidup tetap terjaga. Pasalnya, darah yang kotor dan tidak tersaring dengan baik dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. (*/ANTARA)