BorneoFlash.com, SANGATTA – Ikatan Keluarga Besar (Ikabes) Sriwijaya Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali menetapkan Muhir sebagai Ketua periode 2025–2029 dalam Musyawarah Daerah (Musda) yang digelar di Pendopo Tombo Ati, Kecamatan Sangatta Selatan, pada Minggu (24/8/2025).
Dengan mengusung tema “Semangat Bersatu, Kita Wujudkan Ikabes Lebih Maju”, Musda tersebut dihadiri langsung Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi.
Kehadiran orang nomor dua di Kutim itu menjadi simbol dukungan pemerintah daerah terhadap eksistensi Ikabes sebagai wadah persatuan warga perantau.
Dalam sambutannya, Mayunadi menyampaikan apresiasi kepada tokoh-tokoh Ikabes yang menurutnya turut berperan dalam perjalanan politiknya.
“Pak Chairul Anwar hadir saat saya berada di masa sulit. Beliau selalu mendampingi, tidak hanya saat senang. Saya juga berterima kasih kepada Pak Muhir dan Pak Chairul, juga seluruh masyarakat Sumatera yang hadir maupun tidak hadir, karena berperan dalam perjalanan politik saya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Ikabes Kutim terpilih, Muhammad Muhir, menekankan pentingnya Musda sebagai momentum mempererat kebersamaan di tanah rantau.
“Kami ini para perantau. Warga Sumatera di Kutim jumlahnya lebih dari seribu orang, tersebar di sektor pertanian, tambang, perkebunan, hingga ASN. Kami berharap bupati dan wakil bupati terus diberikan kekuatan dalam memimpin daerah,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa persahabatan dirinya dengan Wabup Mayunadi menjadi contoh eratnya hubungan antara warga Ikabes dengan pemerintah daerah. Hal ini, menurutnya, merupakan bagian dari ikhtiar bersama membangun Kutai Timur.
Sekretaris Ikabes Kutim, Chairul Anwar, turut menyampaikan apresiasi atas suksesnya penyelenggaraan Musda.

“Kami berterima kasih kepada seluruh warga yang mendukung hingga acara selesai, juga atas kehadiran Pak Wakil Bupati. Semoga sinergi Ikabes dengan pemerintah semakin erat di masa mendatang,” ujarnya.
Ikabes Sriwijaya merupakan wadah bagi perantau asal Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) yang meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi, dan Bangka Belitung.
Musda tahun ini kembali menegaskan bahwa kebersamaan para perantau tidak hanya sebatas menjaga silaturahmi, tetapi juga menjadi energi positif dalam kontribusi pembangunan di Kutim.
Solidaritas ini diharapkan terus berkembang dan memberi manfaat lebih luas bagi daerah. (*)