Ketua TP-PKK Dorong Kader Jadi Motor Penggerak Pengelolaan Sampah di Balikpapan

oleh -
Penulis: Niken Sulastri
Editor: Ardiansyah
Ketua TP-PKK Kota Balikpapan Hj. Nurlena Rahmad Mas’ud Saat Kegiatan ToT Sosialisasi Gerakan Hidup Minim Sampah, di Aula TP-PKK Kota Balikpapan, pada Kamis (21/8/2025). Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri
Ketua TP-PKK Kota Balikpapan Hj. Nurlena Rahmad Mas’ud Saat Kegiatan ToT Sosialisasi Gerakan Hidup Minim Sampah, di Aula TP-PKK Kota Balikpapan, pada Kamis (21/8/2025). Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri

BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Sebagai Kader Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Balikpapan bersama para kader mengikuti Training of Trainers (ToT).

 

Kegiatan untuk mensosialisasikan Gerakan Hidup Minim Sampah, berlangsung di Aula TP-PKK Kota Balikpapan, pada Kamis (21/8/2025). 

 

Ketua TP-PKK Kota Balikpapan, Hj. Nurlena Rahmad Mas’ud, menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kebersihan kota. 

 

Keberhasilan Balikpapan meraih penghargaan Adipura berulang kali tidak terlepas dari kerja sama seluruh elemen, termasuk kader PKK yang menjadi garda terdepan dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

 

“Sebagian besar kader kita adalah perempuan, dan mayoritas yang mengurus pembuangan sampah juga perempuan. Karena itu, penting bagi ibu-ibu ini memahami cara memilah sampah sejak dari rumah,” ujarnya.

 

Melalui kader lingkungan hidup, lanjut Nurlena, sosialisasi dapat dilakukan lebih luas hingga ke keluarga, tetangga, maupun komunitas.

TP-PKK Kota Balikpapan mengikuti ToT mensosialisasikan Gerakan Hidup Minim Sampah, di Aula TP-PKK Kota Balikpapan, pada Kamis (21/8/2025). Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri
TP-PKK Kota Balikpapan mengikuti ToT mensosialisasikan Gerakan Hidup Minim Sampah, di Aula TP-PKK Kota Balikpapan, pada Kamis (21/8/2025). Foto: BorneoFlash/Niken Sulastri

“Kalau semua kader mampu mencontohkan dan mengedukasi lingkungannya, kita bisa mengurangi hingga 30 persen sampah rumah tangga. Kalau itu berjalan, otomatis beban di TPA juga berkurang,” jelasnya.

 

Ia menekankan, program ini harus berkelanjutan dan tidak hanya berhenti pada kegiatan seremonial. “Sayang sekali kalau training of trainer hanya selesai di sini tanpa ada tindak lanjut. Harus ada implementasi nyata, kader menjadi motivator sekaligus eksekutor di lapangan,” tegasnya.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.