BorneoFlash.com, SAMARINDA – Pasca peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, mantan narapidana kasus terorisme (Napiter) asal Kalimantan Timur (Kaltim), Wahyu Subekti, menyampaikan pesan penting bagi masyarakat untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban bersama.
Ia menilai bahwa peringatan kemerdekaan bukan sekadar seremoni, melainkan momentum untuk memperkuat kebersamaan seluruh elemen bangsa.
Wahyu menekankan bahwa ketenteraman lingkungan menjadi modal utama dalam membangun kehidupan yang damai dan harmonis.
Pria yang pernah bergabung dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) itu mengingatkan, potensi berkembangnya paham intoleransi, radikalisme, hingga terorisme masih tetap ada.
Terlebih, derasnya arus informasi di era digital kerap dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan ideologi yang menyesatkan.
Wahyu juga mengungkapkan penyesalan atas masa lalunya yang pernah terlibat dalam gerakan radikal.
Ia menegaskan bahwa jalur kekerasan tidak pernah memberikan manfaat bagi bangsa maupun individu.
“Pengalaman hidup saya menunjukkan bahwa kekerasan hanya membawa kerugian. Karena itu, saya menolak keras segala bentuk intoleransi dan terorisme di tanah air,”tuturnya.
Lebih jauh, ia mengajak seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga pemerintah untuk memperkuat sinergi dalam upaya pencegahan penyebaran paham radikal.
“Kebersamaan semua pihak menjadi kunci untuk menjaga keamanan dan mewujudkan perdamaian di tengah masyarakat,”pungkasnya. (*)
