BorneoFlash.com, BEIJING – Pemerintah China menegaskan dukungannya terhadap upaya penyelesaian konflik Ukraina melalui dialog dan negosiasi.
Dukungan itu juga mencakup langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menggelar pertemuan terpisah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan sejumlah pemimpin Eropa.
“China meyakini dialog dan negosiasi menjadi satu-satunya jalan keluar yang layak dari krisis Ukraina, serta mendukung semua upaya yang kondusif bagi perdamaian,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (19/8).
Trump lebih dulu bertemu Putin di Alaska pada Jumat (15/8) untuk membahas solusi konflik Ukraina. Selanjutnya, ia juga menerima Zelenskyy dan para pemimpin Eropa di Gedung Putih pada Senin (18/7) guna mendiskusikan langkah diplomatik menghentikan perang.
Pertemuan itu menghasilkan komitmen Zelenskyy yang siap bertemu langsung dengan Putin untuk membahas perdamaian.
Mao Ning menegaskan, China tidak menciptakan krisis Ukraina dan bukan pihak yang terlibat langsung. Meski begitu, sejak awal Beijing mengambil posisi objektif serta konsisten mendorong perundingan damai.
Ia menyebut Presiden Xi Jinping telah menetapkan empat prinsip utama, yakni menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua negara, mematuhi tujuan dan prinsip Piagam PBB, memperhatikan keamanan semua negara secara serius, serta mendukung setiap upaya menuju penyelesaian damai.
Menurut Mao Ning, prinsip tersebut semakin relevan di tengah perkembangan terbaru. China pun telah mengeluarkan kertas posisi soal Ukraina, mengirim perwakilan khusus dalam beberapa putaran diplomasi, serta membentuk Kelompok Sahabat untuk Perdamaian di PBB demi mendorong perundingan yang adil dan objektif.
“China siap bekerja sama dengan pihak terkait dan komunitas internasional untuk terus memainkan peran konstruktif dalam penyelesaian politik krisis ini,” jelasnya.