Kompleksitas kilang melonjak dari Nelson Complexity Index (NCI) 3,7 ke 8,0, yang berarti kilang lebih fleksibel mengolah berbagai jenis minyak mentah menjadi produk bernilai tinggi.
Hanif menambahkan, sinergi pemerintah, BUMN, dan DPR sangat penting untuk menyukseskan proyek strategis ini. Menurutnya, RDMP Balikpapan bukan hanya menopang ketahanan energi, tetapi juga mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Timur.
“Multiplier effect-nya luar biasa, mulai dari penyerapan tenaga kerja, tumbuhnya sentra ekonomi baru, hingga peluang usaha yang semakin luas,” jelasnya.
Sementara itu, VP Legal and Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menuturkan proyek ini juga memberikan dampak langsung bagi masyarakat sekitar.
“Di puncak konstruksi, proyek menyerap 24 ribu tenaga kerja. UMKM, warung makan, laundry, transportasi, hingga rumah kontrakan ikut merasakan manfaatnya,” ungkap Asep.
Per awal Agustus 2025, progres pembangunan RDMP Balikpapan sudah mencapai 96,15%. Proyek ini sejalan dengan arah pembangunan nasional dalam Asta Cita, delapan program prioritas pemerintah.
“Kami pastikan setiap tahap proyek berjalan dengan mengutamakan keselamatan kerja dan kualitas. Harapannya, peningkatan kapasitas kilang ini benar-benar memberi manfaat maksimal bagi ketahanan energi nasional sekaligus menggerakkan ekonomi daerah,” tutup Asep. (*)