Meski harga beras cenderung naik, ia menilai masih dalam batas wajar. Fenomena masyarakat lebih memilih beras premium dibanding beras Bulog dinilai sebagai indikator daya beli dan ekonomi Balikpapan yang baik.
Pemkot Balikpapan menegaskan akan mengawasi distribusi beras agar tidak ada penimbunan dan stok tersalurkan merata ke pasar, supermarket, dan masyarakat. “Kami ingin semua warga mendapatkan akses beras dengan harga wajar,” pungkas Rahmad.

Pemilik UD. Gunung Sari, Yudi Hartanto, memastikan stok beras di gudangnya mencapai 75 ton, cukup untuk tiga minggu. Ia memberlakukan pembatasan pembelian maksimal satu sak (25 kilogram) per orang dan tiga sak beras 5 kilogram, untuk mencegah panic buying.
Harga beras premium dijual Rp 395.000 per sak (25 kilogram) atau Rp 15.600 per kilogram, yang terdiri dari harga modal Rp 14.900 ditambah ongkos distribusi Rp 700. “Stok datang dari Ngoro, Jombang, Jawa Timur. Kami pastikan stok aman,” kata Yudi.

Sementara itu, Direktur Yova Mart, Jefri Yova Cahyali, menyebut stok beras di tokonya sebanyak 3,6 ton yang diperkirakan hanya cukup untuk satu minggu. “Pembelian kami batasi agar semua konsumen kebagian. Sebelumnya, kami sempat kosong tiga hari,” jelasnya.