BorneoFlash.com, NUSANTARA – Aroma kopi menyeruak di Sentra Massa, Nusantara. Di sudut ruangan, tangan-tangan terampil menuang air panas ke atas bubuk kopi liberika, memicu percakapan hangat di antara pengunjung.
Ada yang baru pertama kali mencicipinya, ada pula yang telah lama jatuh cinta pada cita rasa khasnya. Semua berkumpul untuk merayakan kopi liberika—salah satu kekayaan hayati Nusantara yang mulai menemukan panggungnya.
Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk pertama kalinya menggelar Nusantara Liberica Coffee Exhibition, ajang yang mempertemukan petani, peracik, penikmat kopi, dan masyarakat umum.
Pameran ini mengisahkan perjalanan biji kopi liberika dari kebun hingga cangkir, serta mengajak publik merasakan karakter uniknya melalui sesi public cupping.
Peserta diajak mengeksplorasi aroma, rasa, dan tekstur kopi liberika yang lembut berkarakter, berbeda dari arabika dan robusta yang mendominasi pasar.
“Liberika ini sangat soft medium. Mengangkat pamor liberika dari pasar yang didominasi arabika dan robusta adalah langkah penting. Ini event pertama, dan kami ingin mengembangkan sumber daya lokal, termasuk kopi. Kami juga akan menjalin kerja sama untuk penelitian kopi liberika. Nantinya, di dekat Embung MBH akan dicoba penanaman kopi liberika,” ujar Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, yang turut serta dalam sesi public cupping, pada minggu (9/8/2025).
Berbagai varian kopi liberika dari sejumlah daerah di Indonesia hadir di pameran ini, masing-masing dengan cita rasa unik. Liberika Kuningan dan Pemalang tumbuh di dataran tinggi, sedangkan liberika Teluk Pandan dan Muara Badak, Kalimantan Timur, tumbuh di dataran rendah bergambut.