Edy menyebut bahwa sebelumnya juga ada bantuan dari Bayan Group, yang turut menyumbangkan beberapa pasang kaki palsu. Untuk tahun ini, pembiayaan sepenuhnya berasal dari APBD Pemkot Balikpapan. Harga satu pasang kaki palsu bisa mencapai puluhan juta rupiah, tergantung material yang digunakan, seperti plastik atau titanium.
“Karena anggaran per unit cukup besar, tahun ini kita baru bisa bantu 13 orang. Tapi program ini akan berlanjut. Bahkan sudah kita siapkan anggaran untuk tahun 2026, termasuk untuk perawatan atau perbaikan kaki palsu,” jelasnya.
Suasana haru terasa saat para penerima mencoba kaki palsu mereka untuk pertama kali. Salah satu momen yang mencuri perhatian adalah ketika seorang anak laki-laki berseragam sekolah dengan penuh semangat mencoba melangkah cepat menggunakan kaki palsu barunya, sambil tersenyum lebar.
Sebagian besar penerima adalah anak-anak dengan latar belakang cacat bawaan lahir maupun akibat penyakit. Dengan bantuan ini, mereka kini bisa lebih mudah beraktivitas dan mengejar impian seperti teman-temannya.

Pemkot Balikpapan menegaskan komitmennya untuk terus hadir bagi kelompok rentan dan mendorong kesetaraan hak dalam semua aspek kehidupan, termasuk akses terhadap alat bantu fisik yang berkualitas.
“Program ini bukan sekadar pemberian alat bantu, tapi bagian dari membangun harapan dan masa depan yang inklusif,” tutup Bagus Susetyo.