Alwiati mengakui bahwa pelaksanaan program ini dilakukan secara bertahap, mengingat keterbatasan tenaga kesehatan di puskesmas yang juga harus melayani pasien di dalam dan luar gedung.
“Kami sudah menjadwalkan pemeriksaan, bahan habis pakai juga sudah mulai didistribusikan oleh Kementerian Kesehatan. Tapi pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kapasitas layanan di puskesmas,” ujarnya.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang menggunakan sistem berdasarkan tanggal lahir, kini seluruh anak sekolah bisa diperiksa kapan saja, tanpa pembatasan waktu tertentu.
Selain sebagai bentuk layanan kesehatan, program ini juga berfungsi sebagai langkah preventif untuk mencegah penyakit menular dan tidak menular di kalangan pelajar.
Dengan deteksi dini, anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan dapat segera mendapat intervensi.
“Ini bagian dari investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang sehat dan produktif di masa depan,” jelas Alwiati.
Dengan semakin aktifnya upaya pemantauan kesehatan ini, diharapkan seluruh anak di Balikpapan bisa tumbuh menjadi generasi yang kuat, cerdas, dan siap menyongsong masa depan Indonesia yang lebih baik.