BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Wakil Wali Kota Balikpapan, H. Bagus Susetyo, memberikan orasi ilmiah di hadapan ratusan mahasiswa baru Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang digelar di Lapangan Parkir Gedung Laboratorium Terpadu 1 ITK, Pada Senin (4/8/2025).
Dengan mengusung tema “Menjadi Mahasiswa Berdampak Melalui Karya dan Pengabdian di Era Digital, Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0”, Bagus Susetyo mengajak mahasiswa untuk memahami pentingnya peran mereka sebagai agen perubahan sosial di tengah arus transformasi digital yang semakin pesat.
“Mahasiswa bukan hanya pemikir, tetapi juga penggerak. Kalian adalah jembatan antara idealisme dan inovasi, antara sejarah dan masa depan,” ujarnya di hadapan ratusan mahasiswa.
Bagus menegaskan bahwa sejarah mencatat kontribusi besar mahasiswa dalam tonggak perubahan bangsa, mulai dari perjuangan kemerdekaan hingga reformasi. Namun kini, tantangan telah bergeser dari penjajahan fisik ke era globalisasi yang penuh disrupsi teknologi.
Dalam orasinya, Bagus menjelaskan dua tantangan besar yang dihadapi mahasiswa saat ini: Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Keduanya menuntut generasi muda untuk tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga berorientasi pada solusi kemanusiaan.
“Revolusi Industri 4.0 menekankan pada otomatisasi, Internet of Things (IoT), big data, dan kecerdasan buatan. Sementara Society 5.0 mengingatkan kita bahwa manusia tetap harus menjadi pusat dari inovasi,” katanya.

Namun, berdasarkan data Indeks Digitalisasi Global ASEAN 2024, Indonesia masih tertinggal dalam literasi digital, bahkan dibanding negara-negara tetangga. Kalimantan Timur, termasuk Balikpapan, hanya berada pada kategori cukup dalam Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2024.
Melihat kondisi tersebut, Bagus menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai pionir yang menjembatani kebijakan digital pemerintah dan kebutuhan masyarakat akan literasi digital.
“Mahasiswa harus hadir di tengah masyarakat, mengedukasi, mengadvokasi, dan mengembangkan solusi berbasis komunitas agar transformasi digital tidak hanya dinikmati segelintir pihak,” tegasnya.