“Para pengguna akan menjalani asesmen medis untuk menentukan jenis perawatan yang sesuai, baik rawat jalan maupun rawat inap di fasilitas rehabilitasi kami di Tanah Merah,”tuturnya.
Ia menambahkan, permintaan yang tinggi dari para pengguna turut menjadi penyebab lokasi tersebut kerap dijadikan tempat transaksi.
Karena itu, langkah edukatif juga dilakukan agar minat terhadap narkotika dapat ditekan, sekaligus memutus rantai peredarannya.
Dari hasil pengamatan di lapangan, ditemukan pula sebuah bangunan semi permanen menyerupai loket yang diduga dijadikan tempat transaksi.
Lokasinya berada tepat di tepi sungai, yang memudahkan para pelaku untuk kabur saat operasi digelar.
“Lokasi tersebut memang sangat strategis bagi pelaku untuk melarikan diri. Karena itu, kami mendukung penuh rencana Pemerintah Kota Samarinda yang akan menertibkan kawasan bantaran sungai itu,”jelas Dwi.
Pihak BNNP juga mencurigai bahwa kawasan A.M. Sangaji menjadi titik baru dari jaringan lama yang berpindah tempat.
Meski demikian, dugaan tersebut masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut.

“Ada kemungkinan lokasi ini merupakan titik perpindahan dari jaringan sebelumnya. Namun, hal ini masih kami dalami,”pungkasnya.
Sementara itu, seluruh individu yang diamankan kini sedang menjalani proses asesmen oleh tim dokter dan konselor.
Apabila ditemukan indikasi keterlibatan dalam jaringan pengedar, proses hukum akan diberlakukan sesuai ketentuan yang berlaku. (*)