BorneoFlash.com, OLAHRAGA – Dalam rangka mempersiapkan kompetisi BRI Super League musim 2025/26, PSSI bersama I.League mengadakan kegiatan Match Commissioner Course Super League 2025/26 pada 28–30 Juli 2025 di Jakarta. Kegiatan tahunan ini bertujuan menyegarkan pengetahuan dan menyelaraskan pemahaman para match commissioner (matchcom) mengenai tugas dan tanggung jawab mereka agar dapat menjalankan perannya secara maksimal sepanjang musim.
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, secara resmi membuka acara ini. Ia menekankan bahwa match commissioner memiliki peran krusial sebagai pengawas teknis dan operasional dalam setiap pertandingan.
“Match Commissioner tidak hanya mewakili federasi di lapangan, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menjaga integritas kompetisi. Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan mereka bekerja secara profesional dan siap menghadapi dinamika kompetisi yang makin kompetitif,” ujar Yunus.
Materi Pelatihan yang Komprehensif
Selama tiga hari pelatihan, para peserta menerima berbagai materi strategis yang relevan dengan pengelolaan pertandingan. Di hari pertama, Saefuddin (FIFA & AFC Match Commissioner, Malaysia) membawakan materi pembuka tentang peran dan tanggung jawab seorang match commissioner.
Adi Nugroho (SSO I.League) bersama Rahul (SSO AFC) kemudian menyampaikan topik seputar Safety & Security Officer (SSO). Setelah itu, Ikrom (Manajer Football Technology I.League) memaparkan materi mengenai inovasi teknologi dalam sepak bola.
Pelatihan berlanjut di hari kedua dengan materi review dan pengembangan match commissioner yang disampaikan Asep Saputra (Direktur Operasional I.League dan Match Commissioner AFC). Somad (Manajer Super League I.League) membahas secara rinci mengenai pelaksanaan pertandingan musim 2025/26. Selanjutnya, M. Syafiq (Manajer Competition Strategy I.League) menjelaskan regulasi dan manual kompetisi, serta Ali Reza (Manajer Marketing I.League) menguraikan aspek komersial liga.
Pada hari terakhir, Ronny J. Suhatril (Manajer Championship I.League) menyampaikan materi tentang sistem pelaporan pertandingan, sementara Idham Yamin (Manajer IT I.League) memperkenalkan sistem LIAS terbaru. Pelatihan ditutup dengan sesi studi kasus dan tes untuk mengukur pemahaman serta kesiapan para peserta dalam menghadapi musim yang akan datang.
Kolaborasi Strategis PSSI dan I.League
Kegiatan ini mencerminkan sinergi nyata antara PSSI dan I.League dalam meningkatkan tata kelola kompetisi nasional. Asep Saputra menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan bagian penting dalam proses pembaruan standar dan penyelarasan peran pengawas pertandingan.
“Pelatihan ini kami desain sebagai langkah strategis untuk menjawab tantangan industri yang terus berkembang. Dengan materi yang relevan, kami yakin match commissioner akan lebih siap mendukung kelancaran dan kredibilitas BRI Super League musim depan,” kata Asep.
Setiap pertandingan menghadirkan tantangan yang beragam dan sering kali tak terduga, mulai dari dinamika teknis, kendala operasional, hingga persoalan disipliner. Karena itu, pelatihan ini tidak hanya memperkuat pengetahuan teknis, tetapi juga menjadi wadah berbagi pengalaman antar matchcom. Proses berbagi ini memperkaya wawasan dan meningkatkan kepekaan dalam menghadapi berbagai situasi di lapangan.
Melalui pelatihan ini, PSSI dan I.League berharap seluruh perangkat pertandingan, khususnya match commissioner, dapat menjalankan peran strategisnya dengan optimal, profesional, serta berkontribusi terhadap terselenggaranya kompetisi yang adil, aman, dan berkualitas sepanjang musim BRI Super League 2025/26. (*/ileague.id)