Ia menyoroti pentingnya pengembangan ketahanan pangan, khususnya melalui pengelolaan lahan produktif seluas 10 hektare per kampung yang sedang digerakkan di Mahulu. Namun demikian, ia menekankan bahwa pembukaan lahan harus dibarengi dengan pembentukan sistem yang terstruktur dan berkelanjutan.
“Sistem yang baik hanya bisa dibentuk kalau kita belajar dari yang sudah berjalan baik. Karena itu, kami jauh-jauh datang ke Karangrejo untuk menyerap cara berpikir dan cara kerja masyarakat yang menjaga keseimbangan antara kebutuhan hari ini dan keberlanjutan masa depan,” jelasnya.
Kepada seluruh perangkat daerah, Bupati menginstruksikan agar mencatat, mendiskusikan, dan mengadaptasi praktik-praktik baik sesuai karakteristik lokal Mahakam Ulu. Arahan ini ditujukan khususnya kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) serta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
“Bawa pulang ide, bawa pulang semangat, dan bawa pulang ilmu yang bisa kita terapkan di kampung kita. Belajar dari yang sudah baik, lalu sesuaikan dengan karakter lokal, itu langkah cerdas,” tambahnya.
Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada YKAN yang selama ini menjadi mitra strategis Pemkab Mahulu dalam mewujudkan pembangunan kampung yang berwawasan lingkungan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi jangka panjang demi mencapai tujuan pembangunan yang adil, berimbang, dan berkelanjutan.
Melalui workshop ini, Pemkab Mahulu berharap dapat memperkuat kapasitas kelembagaan dalam merancang dan mengimplementasikan kebijakan pembangunan kampung yang selaras dengan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi, serta menjadi bagian dari proses transisi kebijakan lintas kepemimpinan yang terintegrasi. (*)