BorneoFlash.com, JAKARTA – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menyatakan realisasi investasi triwulan II 2025 mencapai Rp477,7 triliun, tumbuh 11,5 persen dibanding triwulan II 2024 yang sebesar Rp428,4 triliun. Nilai ini juga melampaui capaian triwulan I 2025 sebesar Rp465,2 triliun.
Investasi tersebut menyerap 665.764 tenaga kerja.
PMA menyumbang Rp202,2 triliun, sementara PMDN Rp275,5 triliun. Investasi di luar Jawa mencapai Rp240,2 triliun, sedikit lebih tinggi dari di Jawa sebesar Rp237,5 triliun.
Lima provinsi tujuan investasi terbesar yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Banten.
Lima subsektor utama:
- Industri logam dasar dan barang logam: Rp67,1 triliun
- Pertambangan: Rp53,6 triliun
- Jasa lainnya: Rp44,8 triliun
- Transportasi dan telekomunikasi: Rp44,2 triliun
- Perdagangan dan reparasi: Rp40 triliun
Lima negara asal PMA terbesar:
- Singapura: 4,2 miliar dolar AS
- Hong Kong: 2,3 miliar dolar AS
- Tiongkok: 1,8 miliar dolar AS
- Amerika Serikat: 0,8 miliar dolar AS
- Malaysia: 0,7 miliar dolar AS
Sepanjang semester I 2025, realisasi investasi mencapai Rp942,9 triliun atau 49,5 persen dari target Rp1.905,6 triliun. Investasi selama periode ini menyerap 1.259.868 tenaga kerja.
PMA menyumbang Rp432,6 triliun, sedangkan PMDN Rp510,3 triliun. Investasi di luar Jawa mencapai Rp476 triliun, dan di Jawa Rp466,9 triliun.
Lima subsektor utama semester I:
- Industri logam dasar dan barang logam: Rp134,4 triliun
- Transportasi dan telekomunikasi: Rp110,7 triliun
- Pertambangan: Rp102,2 triliun
- Jasa lainnya: Rp85,7 triliun
- Perumahan dan kawasan industri: Rp75 triliun
Lima negara asal PMA terbesar semester I:
- Singapura: 8,8 miliar dolar AS
- Hong Kong: 4,6 miliar dolar AS
- Tiongkok: 3,6 miliar dolar AS
- Malaysia: 1,7 miliar dolar AS
- Jepang: 1,6 miliar dolar AS (*/ANTARA)