Daun Pegagan, Solusi Alami Cegah Kerusakan Hati Akibat Obat TBC

oleh -
Penulis: Berthan Alif Nugraha
Editor: Janif Zulfiqar
Ilustrasi. Daun Pegagan, Solusi Alami Cegah Kerusakan Hati Akibat Obat TBC. Foto: HO/Pixabay
Ilustrasi. Daun Pegagan, Solusi Alami Cegah Kerusakan Hati Akibat Obat TBC. Foto: HO/Pixabay

BorneoFlash.com, LIFESTYLE – Ekstrak daun pegagan dapat berfungsi sebagai suplemen pendamping dalam terapi pengobatan tuberkulosis (TB/TBC) yang mampu melindungi fungsi hati dari risiko kerusakan akibat konsumsi obat anti-TB, yang telah diungkapkan oleh direktur RSUD dr Loekmonohadi Kudus, dr Abdul Hakam.

 

“Ekstrak daun pegagan terbukti mampu menurunkan risiko hepatotoksisitas dari obat anti-TB pada pasien remaja,” ujar Abdul Hakam saat memberikan keterangan di Semarang, Selasa.

 

Ia menyampaikan temuan tersebut berdasarkan hasil penelitian yang ia lakukan sebagai bagian dari disertasi program doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

 

Dalam penelitiannya, ia melibatkan 84 pasien remaja pengidap TB dengan rentang usia 10 hingga 18 tahun yang menjalani perawatan di RSUD Kudus.

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun pegagan sebagai terapi pendamping pengobatan TB tidak hanya membantu menjaga fungsi hati, tetapi juga menurunkan biomarker inflamasi serta memperbaiki status gizi para pasien.

 

“Penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak daun pegagan dapat menjadi terapi adjuvan yang aman dan efektif bagi remaja penderita TB,” tegasnya.

 

Ia juga menyoroti bahwa hasil penelitiannya membuka peluang bagi pengembangan tanaman obat tradisional Indonesia untuk mendukung pengobatan integratif, yakni perpaduan antara terapi modern dan kearifan lokal.

 

“Penelitian ini merupakan langkah awal menuju pengobatan TB yang lebih menyeluruh dengan menggabungkan keunggulan pengobatan modern dan tradisional,” tambah Abdul Hakam.

 

Meskipun demikian, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan mengkonsumsi ekstrak daun pegagan tanpa pengawasan dari tenaga medis.

 

Ia menekankan bahwa obat herbal hanya boleh digunakan sebagai terapi tambahan, bukan sebagai pengganti obat utama dalam pengobatan TB.

Baca Juga :  BPJS Kesehatan Balikpapan Teken MOU dengan Dua Kejari, Meminimalisir Tunggakan Iuran Badan Usaha

 

“Pengobatan TB tetap harus mengikuti protokol medis standar dengan pengawasan dari dokter,” tandasnya. (*/ANTARA)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.