Selain menargetkan ibu hamil, Pemprov Kaltim juga memperluas pelaksanaan skrining hepatitis B ke berbagai kelompok berisiko lainnya.
Skrining kini menjadi bagian dari pemeriksaan rutin di lingkungan sekolah, tenaga kesehatan, bayi baru lahir, serta individu yang terdiagnosis HIV yang berisiko mengalami ko-infeksi hepatitis C.
“Vaksinasi tetap menjadi pilar utama dalam upaya pencegahan hepatitis. Karena itu, imunisasi hepatitis telah kami masukkan ke dalam daftar imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak anak masih usia dini,”terang Jaya.
Ia juga menambahkan bahwa setiap jenis hepatitis memiliki karakteristik tersendiri.
Hepatitis A umumnya dapat sembuh total tanpa dampak jangka panjang, sedangkan hepatitis B memiliki potensi berkembang menjadi penyakit kronis.
Adapun hepatitis C, kerap berkaitan dengan HIV, memerlukan penanganan khusus dan lebih kompleks.
“Target kami tahun ini adalah menjangkau 96,7 persen dari total populasi sasaran untuk deteksi dini hepatitis B dan C. Ini mencakup ibu hamil, anak sekolah, hingga kelompok rentan lainnya,”tutup Jaya.
Dengan langkah deteksi dini yang diperluas dan pelibatan lintas sektor, Pemerintah Provinsi Kaltim menargetkan penurunan signifikan terhadap beban penyakit hepatitis serta menciptakan generasi yang lebih sehat dan terlindungi. (*)







