BorneoFlash.com, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) terus mengintensifkan langkah pencegahan penyakit hepatitis B dengan menyasar kelompok ibu hamil melalui program skrining secara masif.
Upaya ini menjadi bagian penting dari strategi layanan kesehatan preventif, guna menekan potensi penularan penyakit hati tersebut sejak tahap kehamilan.
Hepatitis B dikenal sebagai penyakit menular yang berisiko tinggi menjadi kronis dan bahkan dapat berkembang menjadi kanker hati apabila tidak terdeteksi sedini mungkin.
Karena itu, deteksi dini pada ibu hamil dianggap sebagai langkah krusial untuk memutus mata rantai penularan, terutama dari ibu ke bayi yang dikandungnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, menyampaikan bahwa pelaksanaan skrining ini bukan hanya melindungi kesehatan ibu, tetapi juga menjadi langkah awal perlindungan bagi anak yang akan dilahirkan.
“Melalui deteksi sejak dini, tenaga medis dapat segera memberikan penanganan yang tepat agar infeksi tidak ditularkan kepada janin. Ini adalah bagian dari komitmen kami dalam memperkuat layanan kesehatan preventif,”jelasnya saat ditemui.
Data sementara menunjukkan, dari sekitar 55 ribu ibu hamil yang telah menjalani pemeriksaan di seluruh wilayah Kaltim, ditemukan lebih dari 1.190 kasus positif hepatitis B.
Temuan ini mendorong pemerintah untuk memperluas jangkauan skrining serta meningkatkan kapasitas layanan kesehatan primer.
“Kelompok ibu hamil adalah kunci penting dalam memutus rantai penyebaran. Oleh sebab itu, kami terus memperluas intervensi di fasilitas kesehatan agar deteksi dan intervensi bisa dilakukan lebih cepat,”lanjutnya.