BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Kota Balikpapan menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi Pendataan Pembangunan Perumahan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Kalimantan Utara (Kaltara), yang digelar oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (KemenPKP) Republik Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Balai Kota, pada Rabu (23/7/2025), dinilai sangat strategis dalam mendukung percepatan pembangunan 3 juta rumah secara nasional.
Wakil Wali (Wawali) Kota Balikpapan, H. Bagus Susetyo dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dipilihnya Balikpapan sebagai tempat pelaksanaan rakor.
Ia menyambut hangat para peserta dari Kalsel dan Kaltara serta menegaskan pentingnya kegiatan ini dalam memastikan validitas data pembangunan perumahan. “Data yang akurat dan terpadu adalah pondasi utama untuk perencanaan pembangunan perumahan yang efektif, efisien, dan berdampak langsung bagi masyarakat,” ujarnya.
Namun demikian, Bagus mengungkapkan tantangan utama yang dihadapi Pemkot Balikpapan adalah mendapatkan data riil dari pengembang. Ia bahkan mengaku bahwa sebagai Ketua Real Estate Indonesia (REI) Kaltim, dirinya merasakan langsung bagaimana informasi dari pengembang sering tidak sesuai dengan kondisi lapangan.
“Kalau kita tanya berapa yang sudah dibangun atau yang ready stock, mereka sering tidak jujur. Takut disebut tak laku, jadi bilangnya nggak punya stok,” ungkapnya.

Hal ini, kata Bagus, bukan hanya menjadi persoalan di Balikpapan, tapi juga dirasakan oleh organisasi seperti Apeksi dan Himpera. Ia berharap pertemuan ini bisa menghasilkan solusi konkret untuk mengatasi persoalan data dan mendukung target penurunan backlog nasional yang kini masih di angka 9,9 juta unit.
Wakil Wali Kota juga memaparkan kondisi terkini pembangunan permukiman di Balikpapan dan memperkirakan lonjakan penduduk akan signifikan akibat proyek strategis nasional seperti RDMP Pertamina dan keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN). “Sensus 2024 mencatat 746 ribu penduduk, tapi kami perkirakan bisa bertambah hingga lebih dari 1 juta jiwa dalam waktu dekat,” ujarnya.





