Menurutnya, kondisi fisik Gubernur yang kelelahan memengaruhi dinamika interaksi dengan media.
Ia menuturkan bahwa Gubernur telah beberapa kali memberikan isyarat agar sesi wawancara diakhiri, termasuk dengan gestur yang ditujukan langsung kepada jurnalis.
Syarifah mengungkapkan bahwa reaksi aspri merupakan refleks spontan dalam situasi yang penuh tekanan.
Ia meyakini bahwa tindakan tersebut tidak dimaksudkan sebagai intimidasi, melainkan bentuk kewaspadaan dalam menjalankan tugas pengamanan terhadap pimpinan.
“Rekan ajudan hanya menjalankan tugasnya dengan semangat melindungi pimpinan, apalagi dalam kondisi yang tidak ideal. Barangkali penyampaiannya terkesan keras karena situasi menuntut respons cepat,”ungkapnya.
Ia juga mengimbau agar persoalan ini tidak dibesar-besarkan, mengingat kondisi yang terjadi saat itu sangat dinamis dan menuntut pengambilan sikap secara instan.
“Situasinya memang tidak memungkinkan untuk sesi tanya jawab yang panjang. Kami berharap media dan publik dapat memahami konteksnya,”tambahnya.
Mengenai prosedur protokoler, Syarifah menegaskan bahwa pihaknya tetap membuka ruang bagi jurnalis untuk melakukan wawancara seusai kegiatan resmi.
Namun, ia mengingatkan bahwa semua tetap bergantung pada kesiapan dan waktu pimpinan.