BorneoFlash.com, LIFESTYLE – Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum menegaskan bahwa orang tua bisa memulai pendidikan gizi pada anak sejak masa pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) dengan membiasakan sarapan bersama keluarga.
Sebagai Medical Influencer dari Persatuan Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Tan menekankan pentingnya peran orang tua sebagai teladan yang konsisten dalam membentuk pola makan bergizi seimbang sejak dini.
“Orang tua sudah bisa mengajarkan pola makan bergizi mulai dari masa MPASI, salah satunya melalui kebiasaan sarapan bersama keluarga,” ujar dr. Tan.
Dalam pelaksanaannya, orang tua harus menyesuaikan pemberian menu makanan anak dengan pedoman kampanye nasional “Isi Piringku” dari Kementerian Kesehatan serta mempertimbangkan usia dan pertumbuhan anak.
Sebagai contoh, untuk anak usia 6–8 bulan, orang tua perlu menyajikan MPASI yang mengutamakan lauk hewani, makanan pokok, dan lemak, dengan tekstur lumat dan kental melalui metode saring.
Saat anak memasuki usia 2–5 tahun, orang tua bisa memperkenalkan menu yang lebih bervariasi, termasuk sayur, buah, dan lauk nabati, di samping makanan pokok dan lauk hewani.
Setelah anak lebih dewasa, orang tua bisa melibatkan mereka dalam proses memasak agar mereka mengenal langsung bahan pangan bergizi sebelum mengkonsumsinya di meja makan.
Orang tua juga perlu memberi contoh nyata dengan menghindari kebiasaan membeli makanan cepat saji atau junk food melalui layanan pesan antar, sehingga anak terbiasa mengkonsumsi makanan bergizi di rumah.
Melalui pendekatan tersebut, anak akan belajar mengenal jenis-jenis pangan bergizi secara bertahap sesuai usia dan perkembangan mereka, dengan fondasi kebiasaan makan yang dibangun bersama keluarga secara konsisten.
Pendidikan gizi anak sebaiknya dimulai dari lingkungan keluarga, bukan hanya mengandalkan edukasi dari sekolah, untuk membentuk pola makan bergizi seimbang sejak usia dini.
Langkah ini sejalan dengan upaya Badan Gizi Nasional (BGN) yang terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya membentuk kebiasaan makan bergizi.
BGN telah meluncurkan berbagai program edukasi, seperti podcast di YouTube dan video edukatif yang mengambil latar tempat relevan dengan pelaksanaan program makan bergizi gratis.
Terbaru, pada Sabtu (19/7), BGN mengajukan usulan kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) agar pendidikan gizi dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar.
“Program Makan Bergizi Gratis akan berjalan maksimal jika diiringi edukasi gizi menyeluruh yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” ujar Ikeu Tanziha, Dewan Pakar Bidang Gizi BGN di Jakarta. (*)