“Bendali 1 ini bisa saja difungsikan seperti Bendali 2 yang masih bekerja dengan baik dan dimanfaatkan untuk kebutuhan perumahan. Saya harap pengembang juga punya tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar,” ucapnya.
Ia menambahkan, selain keterbatasan fiskal daerah, skema pembiayaan kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, dan swasta bisa menjadi solusi agar pengelolaan infrastruktur berjalan lebih berkelanjutan.
Bagus berharap perencanaan teknis dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan bisa segera dituntaskan. “Tahun 2026 harus sudah bisa jalan. Kita butuh kajian teknis dan metode yang tepat agar bisa mengembalikan fungsinya,” katanya optimistis.
Dalam kunjungan tersebut, Bagus juga menyempatkan melihat Bendali 2 yang lokasinya berdekatan. Bendali ini justru menjadi contoh sukses, air yang tertampung digunakan untuk kebutuhan perumahan dan terbukti mampu mengurangi potensi banjir di sekitarnya.

Ia juga meninjau Sekolah Terpadu SDN 016 dan SMPN 26 di dalam kawasan Balikpapan Regency, sebagai simbol bahwa pengembangan kawasan hunian juga harus diiringi kesiapan infrastruktur penunjang.
“Kita ini satu kota, satu sistem. Jangan hanya membangun rumah, tapi abaikan aliran airnya. Mari bangun bersama, kelola bersama, dan tanggulangi banjir bersama,” tutupnya.