Kepala Desa Masukau, Khairullah, juga mengapresiasi pelatihan ini dan mendukung program CETAR (Cetak Jahit Sasirangan) sebagai inisiatif pengembangan ekonomi lokal.
“Kami dari Pemerintah Desa mendukung sepenuhnya program ini. Semoga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat kami,” ujar Khairullah.
Pelatihan ini terdiri dari sembilan tahapan pembuatan kain Sasirangan, mulai dari pengenalan bahan dan peralatan, pembuatan pola motif di atas karton, penjilidan benang jelujur untuk menciptakan efek kerutan, proses pewarnaan, pengeringan, dan pelepasan benang untuk membentuk motif akhir, pembersihan hingga kain siap dipakai atau diproses lebih lanjut.
Pelatihan bersifat praktik langsung, sehingga peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menghasilkan produk secara mandiri.
Menariknya, selain memproduksi kain Sasirangan, UMKM Madani juga memanfaatkan coverall bekas milik pekerja Pertamina untuk diolah menjadi produk kreatif bernilai tambah seperti topi, tas pinggang, tote bag, sling bag, hingga pakaian siap pakai.

Manager Communication Relations & CID PHI, Dony Indrawan, menekankan bahwa pelatihan ini sejalan dengan visi Pertamina dalam menjalankan program TJSL yang inovatif dan partisipatif.
“Program ini lahir dari hasil pemetaan sosial. Dengan memanfaatkan potensi lokal, hasilnya bisa langsung dirasakan masyarakat. Inilah bentuk kontribusi nyata dunia usaha dalam pembangunan berbasis komunitas,” jelasnya.
Menurut Dony, sinergi antara perusahaan, UMKM, dan masyarakat Desa Masukau merupakan fondasi penting dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kolaborasi ini mencerminkan peran aktif dunia usaha dalam mendukung kemandirian komunitas lokal melalui pendekatan berbasis potensi daerah,” pungkasnya. (*)