Lebih lanjut, Jaya menyampaikan bahwa sebagian besar daerah di provinsi ini berhasil mempertahankan angka kematian akibat DBD di bawah 0,5 persen sesuai target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) terkait case fatality rate (CFR) DBD.
Meski demikian, Paser masih mencatat angka kematian tertinggi dengan dua kasus.
Sementara itu, Kutai Timur, Berau, Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara masing-masing melaporkan satu kasus kematian.
“Capaian target CFR di bawah 0,5 persen menjadi fokus kami. Untuk daerah yang masih di atas ambang batas, kami akan terus memperkuat intervensi dan meningkatkan sosialisasi di lapangan,”jelas Jaya.
Dinkes Kaltim, kata dia, juga terus menggencarkan promosi kesehatan dan penyuluhan ke masyarakat, bekerja sama dengan berbagai pihak lintas sektor dan komunitas.
Upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat agar pencegahan DBD menjadi bagian dari kebiasaan hidup sehari-hari.
“Kesehatan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Mari kita jaga lingkungan agar bebas dari jentik nyamuk, demi mewujudkan Kaltim yang sehat dan terbebas dari DBD,”pungkasnya. (*)





