Tidak hanya dari sisi ekonomi, KDM juga menyoroti pentingnya membangun budaya menonton sepak bola yang sehat dan mendidik. Ia mau suporter mendukung klub kesayangannya tanpa merugikan.
“Suporter Indonesia harus dibangun tradisinya menjadi suporter yang baik. Dulu ada anggapan ‘kumaha aing’ itu keliru. Kekeliruan suporter bisa berdampak langsung ke nasib klub. Di Piala Presiden ini, kita ingin tunjukkan bahwa kita adalah suporter yang cerdas dan menghormati pertandingan, hasil, dan lawan.”
Sementara itu, Ketua OC Piala Presiden 2025, Arya Sinulingga, menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam persiapan ajang ini. Ia akan memaksimalkan hal tersebut.
“Atas nama Ketua SC, Pak Maruarar Sirait, mengucapkan terima kasih kepada Pak Gubernur dan Pak Bupati. Dukungan mereka luar biasa. Masalah teknis bisa selesai dalam lima menit. Ini bukti keseriusan Jawa Barat jadi tuan rumah,” ucap Arya.
Arya juga menambahkan bahwa kualitas Piala Presiden 2025, akan sangat tinggi. Hal ini karena keikutsertaan klub-klub top nasional, internasional, hingga pemain timnas yang bakal turut meramaikan ajang tersebut.
Piala Presiden 2025 dimulai 6-13 Juli mendatang. Ada enam tim yang berpartisipasi dalam turnamen pramusim tersebut yakni Liga Indonesia All Star Arema FC, dan Oxford United yang menempati Grup A, sementara Grup B dihuni oleh Persib Bandung, Dewa United, serta Port FC.
“Klub-klub luar negeri yang ikut juga berkualitas. Banyak pemain timnas yang tampil, seperti Ole Romeny, dan lainnya. Kami optimis ini akan jadi tontonan yang seru dan bermanfaat untuk masyarakat Jawa Barat.” (*/pssi.org)